sumber sarikata.com
lelahku
Mungkin aku sudah capek
Sudah muak dan eneg dengan segala macam bentuk derita
Aku ingin menghadirkan hari baru yang lebih seru
Dan aku ingin segera mengakhiri petualangan ini
Sejenak aku berdiri didalam cermin yang telah usang
Dan aku pandangi diri ini yang dalam keadaan labil
Aku merasa adalah lakon yang lugu
Yang selalu penuh dengan bualan bisu
Aku temui sisi burukku
.
Jiwaku pelacur
.racauku dikala malam pengantinmu
Tadi malam kau menggigit bibirku
Bagaimana aku lupa akan hal itu
Seumpama diri ini adalah seruling
Kau adalah peniupnya
Kau penuhi tubuhku dengan baluran kata-kata yang meluntah
Dan kau tutup belahan jiwaku dengan sajak-sajak satirmu itu
Hai
..kau perempuan tak punya akal
Aku hanya ingin tertawa
Tertawa pada semua kehendak keluargamu kala itu
Telah aku tabur serbuk cinta diatas lahan yang tandus
Dan aku bawakan sekuntum hujan untuk membasahi
Namun benih itu tumbuh secara prematur diatas ladang gersang
Ada naga bersayap mengajakku untuk terbang mencarimu
Naiklah keatas punggungku, dan akan aku antar kau mencarinya
kata sanga naga kepada jiwaku yang telah lapuk dan meranggas
aku cari ke surga
yang kata orang tempat berkumpulnya para bidadari
tapi wanita yang tercipta dari sebagian tulang rusukku itu tidak ada
hanya sebuah orama tubuh yang tertinggal di senja ini
aku berbisik
aku akan datang padamu untuk menagih janjimu
kini selesai sudah tugas laki-laki dibumi
karena wanita telah mengerti emansipasi dan bisa masturbasi
Mojokerto, 04 September
Sebuah kamar kecil
Denting dawai kala senja itu
Telah membuatku meradang terhadap waktu
Dendang sang jiwa yang bersetan
Telah menyelingkuhimu sore tadi
Mulutmu yang basi dan bau anyir
Telah mengikrarkan untuk memulai hidup bersamanya
Sementara disini
..
Kau telah meninggalkanku dengan sebuah kata-kata basi
Yang dulu pernah kau ucapkan padaku
Ah
.
Tak ada yang hilang dalam diriku
Meski cintaku telah kau robek
Kau telah menghilangkan 1000 cita-cita yang aku miliki
Namun aku masih punya 9000 impian yang belum terungkap
Serbuk bianglala itu itu telah sirna
Dan pelangi itu tercipta dari sebuah kebingungan belaka
Tak mengerti mana dingin hujan
Dan tak pahan akan panasnya mentari
Kau tertawa riang diatas pelangi itu
Dan memandangiku penuh dengan rasa kemenangan
Terima kasih telah mengenalku walau akhirnya kita pisah
Terima kasih telah jadi sahabatku walau akhirnya kita jauh
Terima kasih telah hadir dalam hidupku meski akhirnya melukaiku
Terima kasih telah memberi arti dalam hidupku
Terima kasih telah singgah dalam mimpiku
Terima kasih telah memberiku satu alas an
UNTUK TIDAK MENGINGATMU KEMBALI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar