Senin, 05 November 2007

SIAPA YANG SESAT, KITA ATAU MEREKA?

Aliran sesat. Sekarang Indonesia lagi di sibukan oleh banyaknya aliran-aliran yang di cap MUI sesat. Kalo boleh aku ngasih komentar, semua itu tanda-tanda akhir zaman yang sudah semakin dekat. Dekat sekali. Mungkin lebih dekat lagi, seperti perumpamaan yang diberikan Rosululloh dengan jari manis dan jari tengah beliau.

Islam akan menjadi 73 golongan, dimana masing-masing mengaku bahwa merekalah yang akan diterima amal ibadahnya oleh Alloh Subhanawata'ala. selainnya adalah kafir, sasar, murtad dan ahli neraka. Hmm...sebuah ultimatum yang sangat ekstrim. Tapi, muncul pertanyaan dalam benakku kali ini. Apakah mereka mengenal Alloh?. Benar-benar mengenal Alloh?.

Bukankah dalam Al-Quran kita dijadikan bersuku-suku, berbangsa dan berlainan ras adalah untuk saling mengenal?. Bukankah, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka tak dekat, tak dekat maka tak bersatu?. Kenapa sebagian orang yang selalu mengembar-gemborkan kalo kita ini makhluk yang paling sempurna. Namun, dalam kenyataannya lebih rendah dari binatang. Apakah itu tandanya orang yang sudah mengenal dirinya sendiri?.

Mengenal diri sendiri sudah pasti mengenal Alloh. itu yang sering aku dengar dari orang-orang yang selalu menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat islam disekitarku. Tapi, muncul pertanyaan dalam diriku, apakah orang yang menyampaikannya itu mengenal dirinya sendiri?. Siapa dirinya?, untuk apa ia ciptakan?, kenapa ia diciptakan dalam bentuk manusia?, yang disebut dirinya itu yang mana?, bagaimana ia menjadi manusia yang seutuhnya?, apa-apa saja yang harus ia ketahui dari dirinya sendiri?. Mungkin itu sebagian dari pertanyaannku yang muncul, saat aku mengetik kalimat-kalimat ini.

Ia umat Islam, kenapa ia memeluk Islam?. Apakah karena faktor keturunan? atau mungkin gengsi kalo tidak menganut agama islam. Maaf..., kalimat ini mungkin enggak layak aku tulis. Tapi, untuk sekedar bahan pemikiran tak apalah. Soalnya, orang yang mengaku dirinya Islam tapi tidak mengenal siapa dirinya dan tak mengenal siapa Rosulnya dan siapa yang telah menciptakan dirinya.

Dari kalimat yang aku fikirkan dan tuliskan. Muncul pertanyaan, dari mana mereka mengenal Rosululloh, mengenal Alloh dan tahu bahwa Al-Quran itu kitab sucinya. Ketika, orang-orang yang membaca tulisanku ini. sudah bisa dipastikan akan muncul beragam tanggapan, ada pro dan kontra. Namun bolehkan kalo kita bertanya, supaya tidak tersesat dijalan. Bukankah ada peribahasa "Malu bertanya sesat dijalan".

Jika sudah tahu siapa dirinya, aku yakin orang-orang yang mengaku dirinya Nabi dan Rosul itu akan berfikir jernih. buat apa ia melakukan dan mengatakan kalo dirinya seperti apa yang ia katakan. Karena, ia paham kalo keselamatan seorang anak manusia itu ditentukan oleh lisannya. Ini, inti sari yang aku serap dari hadits Nabi secara global.

Selanjutnya, kalo boleh aku simpulkan nafsu yang jelek telah merasuki hati dan fikiran mereka yang telah mengaku sebagai Nabi dan Rosul. Selain godaan setan yang terkutuk. Alasannya, di Al-Quran sendiri sudah jelas enggak ada Nabi penutup selain Rosululloh SAW. Selain itu hanya ada, Waliyulloh, Aulia Alloh, Ulama, Tabi'in. Mungkin dalam ungkapan hati yang aku tuliskan kali ini kurang berdasar. sebatas aku telah belajar islam dari lingkungan sekitarku. Tapi, aku pun sadar aku bukan orang yang sempurna dan bukan orang yang sesat-sesat amat. Meski, aku sadar sudah banyak banget perintah-perintah Rosul dan Alloh banyak aku lalaikan.

Harapku dalam fenomena seperti ini cuman satu. Mohon berlindung dari segala sesuatu yang tidak membawa manfaat dan tidak membawa selamat dunia akhirat. sekelumit doa muncul ketika aku merangkai kalimat. Oh iya, aku masih ingat kenapa itu bisa terjadi. Dulu, aku pernah bertemu dengan seseorang yang telah menyadarkan aku kenapa hal ini bisa terjadi. jawabnya cuman satu, SHOLAT. Kenapa?, karena mereka belum mengerti tentang beberapa pertanyaan seperti ini:

Apa itu sholat?
Kenapa harus sholat?
Untuk apa sholat?
Dimana kita sholat?
Kapan kita sholat?
Bagaimana kita sholat?
Untuk siapa kita sholat?
Apa sesungguhnya sholat?

Yah, pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu memenuhi pemikiranku dalam hidup ini. Sederhana, namun penuh pengertian yang sangat luas. sebab, apapun pertanyaan akan selalu mendatangkan ilmu pengetahuan. Bertanya adalah kunci pengetahuan. Semoga pertanyaanku menemukan jawaban yang bukan berasal dari Setan tapi berdasarkan Hadits dan Al-Quran. Ada yang bisa bantu?. Bukankah baiknya amal ibadah seseorang ditentukan oleh Sholatnya, bukan?. berfikir adalah kunci pemahaman.

3 komentar:

sachroel mengatakan...

numpang baca2 bentar bang taufik.

sayurs mengatakan...

yah.. sesungguhnya sholat bisa menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar, lha kalo perilakunya masih banyak kemungkarannya brarti sholatnya belum sempurna.. (halah)

Anonim mengatakan...

setuju sekali .... amal dan ibadah seseorang ditentukan oleh sholatnya !