Untukmu yang disana, yang tak pernah pun aku tahu keadaanmu. Entah kenapa, tadi pagi seorang sahabatmu dulu menyapaku? Jujur saja, aku tak ingat. Tapi begitu ia menyebut namamu, sesaat fikirku menerawang ke waktu kita remaja. Saat itu penuh suka cita dan cinta. Dalam dan indah.
Namun, saat ini semua sudah berubah. Hidupmu penuh dengan kesendirian yang tak seorangpun mengerti dan hanya dirimu serta Yang Maha Kuasa saja. Memang takdir tak satupun yang bisa kita tahu akhirnya. Semoga hidupmu bahagia dalam kesendirian. Walaupun kini aku menilai bahwa itu semu belaka.
Namun, saat ini semua sudah berubah. Hidupmu penuh dengan kesendirian yang tak seorangpun mengerti dan hanya dirimu serta Yang Maha Kuasa saja. Memang takdir tak satupun yang bisa kita tahu akhirnya. Semoga hidupmu bahagia dalam kesendirian. Walaupun kini aku menilai bahwa itu semu belaka.
Mengapa? Karena aku sudah menemukan sesuatu yang banyak orang mencarinya. Bahkan, orang tuaku pun mencarinya. Tapi, ia sudah terhenti karena umur. Adakah kau menemukan hal itu?! Semoga saja!
Bila ku ingat hal yang dulu pernah terjalin dalam rentang waktu yang tak singkat, sungguh indah dan tak tergantikan. Semuanya bisa kita kenang hanya dalam ingatan yang mulai berusaha mengumpulkannya dalam keping-keping terserak. Lalu, jika saja dalam satu waktu aku bertemu denganmu apa yang akan terjadi? Entahlah.
Memang, sesuatu yang sudah masuk ke arena keyakinan akan sulit untuk diubah. Tapi, bisa. Bila sabar dan dengan cara yang lemah lembut. Namun, bagimu itu bisa sulit. Karena, dinding tinggi serta jurang yang menghalang. Sudahlah, aku hanya mampu membuatmu mengingat dalam doa.
No comments:
Post a Comment