Inilah Sebuah renungan Pribadiku tentang memaknai sebuah kata cinta. Bagi yang membaca semoga bermanfaat.!!!
Hatiku: Aku tak pernah mengerti...kenapa dalam kehidupan begitu banyak orang yang selalu mencari makna dari sebuah cinta?
Akalku: Terkadang, dari satu pertanyaan akan muncul sebuah pertanyaan yang baru apakah kamu akan siap menerimanya wahai kawan?
Hatiku: Entahlah? yang jelas saat ini aku ingin bertanya apa yang sebenarnya cinta kawan?
Akalku: Butuh berapa banyak jawaban yang kamu inginkan?
Hatiku: semakin banyak aku bertanya mungkin itu semakin baik, menurutku!
Akalku: Hmm....baiklah! apakah kamu akan siap mendapatkan jawaban yang belum pernah kamu fikirkan sebelumnya?
Hatiku: Aku siap! apapun itu jawabannya.
Akalku: Hmm..mulailah dengan kata-kata cinta yang kau perlukan untuk ditanya?
Hatiku: Kenapa dalam diri ini semakin aku tak kuasa menahan rasa yang semakin menderu?
Akalku: Karena itulah awal dari benih cinta yang akan kau rasakan semakin dalam kawan.
Hatiku: Bagaimana aku mengungkapkan rasa yang tak pernah sedikit pun aku mengerti ?
Akalku: Hanya dengan ketulusan cinta bisa diungkapkan. Ia tak bisa dilukiskan dengan kata, imajinasi atau bahkan goresan pena.
Hatiku: Tapi kenapa banyak pujangga selalu melantunkan syair tentang cinta dengan begitu indahnya?
Akalku: itu hanyalah sebuah perwakilan dari gelisahnya jiwa yang tak pernah terpuaskan oleh makna dari sebuah kata cinta yang penuh misteri.
Hatiku: Lalu bagaimana aku mengartikan cinta dengan sebernarnya?
Akalku: Cinta adalah cinta..ia hanya mampu dirasa sekaligus menyakitkan, menggairahkan dan memabukan. Ia menenangkan sekaligus mematikan. Menurutku...!
Hatiku: Lalu, mengapa banyak orang yang rela berkorban demi sebuah cinta?
Akalku: Dalamnya lautan bisa diukur oleh manusia, tapi dalamnya hati orang dalam memahami makna dari sebuah cinta itu berbeda-beda tergantung darimana ia menilai.
Hatiku: Maksudmu?
Akalku: Hmm...begini, Orang dalam merasakan cinta itu amat beragam. Terkadang, begitu cintanya ia pada sang kekasih apapun ia korbankan, padahal belum tentu ia bisa dimiliki. Kemudian tak jarang pula, banyak orang beralasan karena cinta ia berkata "aku tidak mencintaimu" padahal nurani berkata ia enggan berpisah dengan sang kekasih. Bagaimana, begitu rumit bukan?
Hatiku: Mungkinkah cinta sejati itu ada?
Akalku: Berfikirlah logis kawan! Cinta sejati itu hanya kepada Sang Maha Pencipta. Bukan pada hal apapun, cobalah merenung barang sejenak!
Hatiku:.....(mengangguk)
Akalku: Bagus kalau begitu.
Hatiku: Semakin aku merenung tentang cinta, kenapa semakin aku tak mengerti tentang hal tersebut?
Akalku: Bukankah aku sudah katakan, semakin banyak kamu bertanya maka akan semakin banyak pula pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul.
Hatiku: Betul!. Tapi bolehlah sedikit aku tahu bagaimana kamu memandang makna dari sebuah cinta itu, kawan?
Akalku: Pertama, Jika Cinta berdasarkan nafsu maka ia akan menilai kalau wujud cintanya itu berupa, kecantikan, keindahan dan segala sesuatunya yang indah untuk dilihat. Intinya fisik semata. setelah itu pudar maka pudar pula cintanya.
Hatiku: Oh ya!? selanjutnya?
Akalku: Kedua, Jika cinta berdasarkan sanubari atau hati, ia akan menilai kalau apa yang diperbuatnya itu baik. Semata-semata membuat kita bahagia meski terkadang ada kemunafikan yang muncul dari hal tersebut. Intinya, ia menilai dari sifat dan tingkah laku dari orang yang dicintainya.
Hatiku: Aku paham. Apakah ada lagi?
Akalku: Ada...Ketiga, jika Cinta berdasarkan logika atau nalar, ia akan menilai kalau apa yang ia cintai itu adalah sosok yang begitu pintar, cerdas atau mungkin genius yang tak ada bandingannya. Artinya, ia mencintai karena kepintaran semata-mata. Tanpa melihat unsur yang lainnya.
Hatiku: Apakah ada lagi cinta dari gabungan dari ketiga jawaban tersebut?
Akalku: Ada!!!
TO BE CONTINUED........!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar