Rabu, 09 Desember 2009

HIDUP SEPERTI KOTAK RUBIK(Renungan sekedarnya saja.)


Mungkin ini terdengar atau terasa naif. Hidup itu bagai sebuah kotak Rubiks!. Mengapa? Sebab seperti halnya ia jika satu sisi yang ingin digerakkan maka sisi yang lainnya akan itu terpengaruh. Seperti itulah layaknya kehidupan.

Satu demi satu manusia ditentukan oleh sebuah pilihan. Apa yang ia pilih itulah yang akan ia peroleh meski sekedar imajinasi atau entah apalah itu. Hmmm....begitu kompleks bukan. Aku pernah sharing sama Mang Pian (seorang santri) di kobong. Manusia itu adalah apa yang dia fikirkan, ucapkan, rasakan dan alami itulah Jatidirinya. Aih, berfilsafat deh. Tapi gak ada salahnya untuk berfilsafat, bukankah kehidupan tidak akan pernah lepas dari sebuah filsafat, apapun itu bentuknya.

Ternyata, kehidupan itu seperti judul diatas maka sekali kita memilih untuk mendapatkan apa yang akan kita inginkan maka yang lainnya akan ikut berpengaruh. Internal maupun eksternal. Siapkah diri manusia untuk menghadapi tentang sebuah perubahan yang dilakukannya.

Ada sebuah rumusan matematik (bukan Makin Tekun Makin Tidak Karuan , yah!!) dalam kehidupan manusia yakni;
  1. 1+1 = 2 ini berlaku waktu jaman kerajaan-kerajaan atau sejarah yang sudah tertulis dulu. seperti peperangan, Kalau ia berhutang, bersalah atau entah apalah, maka orang yang merasakan akan membalas seperti apa yang ia telah terima.
  2. E=m.c2 ini berlaku pada jaman era industrialisasi dimana banyak sekali orang yang mampu membuat sejarah. "E" sama dengan energi adalah sebuah kuasa manusia seberapa banyak yang ia mampu kerjakan, "m" sama dengan massa artinya seberapa banyak orang yang ingin mengikuti apa yang ingin dia perbuat. Sedangk c adalah sejauh mana ia memiliki ilmu dibidangnya (C adalah idiom dari cahaya atau ilmu yang menerangi) sedangkan kuadrat 2 adalah level kemampuannya yang ia miliki.
  3. 1+1=1000...dst, adalah sebuah jaman dimana seseorang mampu menguasai dunia yang hanya berbekal 1 orang saja. apalagi di tambah 1 orang lagi untuk kepentingan yang ia tuju begitu seterusnya.
Bukankah dunia sudah diujung jari kali ini. Tinggal klik semuanya terpampang dengan mudah didepan monitor (internet loh) Mungkin itu pula yang mengilhami tulisan yang kini aku buat. semoga saja bermanfaat jika ada yang tidak mengerti, sorry banget.


Sukabakti-Curug (Warnet Bu Nurvadiah)
With Renungan sekedarnya saja.




Bang Opik

Tidak ada komentar: