Senin, 04 Januari 2021

Literasi Komedi

    Entahlah saat ini gue kangen saat kumpul-kumpul bareng  anak Komunitas Stand Up Kabtang. Meski, karena pandemi Covid-19 belumlah berakhir. Namun, rasa dan bayangan mereka tertawa dengan joke-joke yang spontan atau bahkan udah terencana sebelumnya masih tetap kebayang. Padahal...itu udah sering di bawa ke open mic.

    Tak bisa terpungkiri bahwa Komunitas Standup Kabtang udah jadi bagian dalam hidup gue. Walau hanya beberapa kali ngikutin lomba Stand Up dan hasilnya bisa terpastikan. GAGAL. Tak peduli, Lucu adalah sebuah proses. Meski ada beberapa buku yang ngebahas cara Stand Up Comedy yang gue miliki serta ebook-ebooknya yang masuk koleksi tetap saja untuk membuat tawa penonton itu sulit.

    Gue, gak bisa memaksa semua orang tertawa. Minimal untuk orang-orang terdekat yang ada pada lingkungan sekitar tempat gue berada. Dan Stand Up Comedy di antara sekian hal yang memberikan inspirasi untuk membuat orang tertawa secara cerdas, menurut gue.

    Menertawakan diri sendiri adalah hal teraman dalam Stand Up Comedy. Karena target yang tertuju adalah diri sendiri. Berbicara tentang kelemahan diri sendiri dan hal-hal yang membuat diri sendiri menjadi korban kesialan. Ternyata hal itu yang terlupakan oleh gue.

    Buku-buku yang gue miliki antara lain Kitab Suci dan Buku Besar Stand Up Comedy karangan Ramon Papana. Kedua buku yang gue memiliki terlalu teoritis dan terkesan menggurui. Buku selanjutnya Step By Step Stand Up Comedy karya Greg Dean terjemahan Koh Ernest Prakasa, tetap saja tak membimbing ke arah yang jelas, menurut gue. Lalu muncul Buku Pecahkan karya Pandji Pragiwaksono beserta Ulwan Fakhri yang baru beberapa bulan gencar Pandji promosiin lewat Youtubenya. Menurut gue, bagus pada awalnya tapi sulit untuk menyederhanakan Ide dalam hal membuat Joke. Mungkin, ini tugas gue sendiri untuk mengejawantahkan ide mereka dalam bukunya.

    Setidaknya buku-buku itu menambah koleksi literasi gue dalam berkomedi. Masih banyak literasi yang belum gue jelajahi dalam menambah keilmuan humor. Karena, sesungguhnya Humor itu serius. Serius pada Setup dan Tidak serius pada Puchline. Meskipun begitu, ada informasi dalam humor yang terselip apakah penting atau tidak, tinggal tergantung siapa yang merasakannya.

    Ada sebuah singkatan THREES  Formula yang gue dapet di dunia maya untuk hal humor. T untuk Target, yang ditunjukan pada siapa joke kita tuju. H untuk Hostility, kalo di Kamus Inggris Indonesia seh artinya permusuhan. Makna sebenarnya adalah mengajak sang Comedian berperan antagonis terhadap target yang dituju. R untuk Realism yang maksudnya ada fakta atau kenyataan yang diangkat. E untuk Exaggeration maksudnya melebih-lebihkan yang bertujuan untuk menemukan sebuah kelucuan yang didapat dari target siapa yang akan disasar. E kedua untuk Emotion, artinya dengan menyikapi atau memberikan kesan pada joke yang dibuat. S untuk Surprise yang dimaksud untuk sebuah kejutan, karena kejutan adalah kunci untuk mendapatkan tawa. Tentunya bukan hanya Surprise saja untuk memancing tawa. Masih banyak kunci-kunci yang lain. He....he....

Tidak ada komentar: