Neneknya yang berniat untuk menemani mamahnya pun sudah larut dalam dunia lain, mungkin saja sedang bermimpi. Ia benar-benar menemani sekaligus pindah tidur dari rumahnya ke rumah kami. Keras pula ia mendengkur. Terkadang, sesekali Almahdi terusik tidur oleh gema dengkuran neneknya. Sungguh, saat ini menjaga empat jiwa sekaligus. Cocok sudah melabeli diri jadi Satpam.
Syukur Alhamdulillah, sendiriku tak terlalu jenuh karena kopi pahit dan rokok cengkeh dari Kobong menemani sendiriku. Tak terasa hingga saat pada kalimat ini tertuang sudah 3 paragraf terangkai. Meski sesekali terhenti, kira-kira kalimat apa yang mewakili fikiran untuk dituliskan dini hari ini. Aku masih saja asyik dengan celoteh hati dalam tulisan. Meski terkadang Premise apa yang akan terbentuk, masih mengawang-awang.
Kata "Premise" yang kini akrab dalam hidupku setelah sekian lama bergabung dengan komunitas Standup Kabtang. Kata atau kalimat yang mewakili dari keseluruhan materi atau bit-bit Jokes yang para Comic buat. Semuanya mengacu pada hal tersebut. Hampir semua Premise yang Comic-comic buat adalah hal yang negatif. Jarang sekali menemukan Premise positif. Tegasnya kelucuan bisa terjadi karena ada fakta dan derita (Truth and Pain) sekaligus telah melalui waktu dan sang Comic berdamai dengannya. Hal itu berdasarkan referensi yang aku dapatkan.
Suka atau tidak sikap atau attitude pun turut andil dalam kelucuan tersebut. Terlebih tak kalah penting, delivery atau penyampaian pun menentukan pula. Sungguh aku mengakui, berkomedi itu tak mudah. Makanya aku terkadang kesal, ada orang yang melabeli komedi receh. Padahal untuk sebuah kelucuan memerlukan pemikiran dan proses yang tidak gampang. Bagi Comic, tidak ada comedi receh yang ada hanyalah lucu atau tidak lucu. Itu saja, cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar