Tuesday, July 6, 2021

Oxygen Langka

Kian hari jumlah kematian karena Covid makin bertambah banyak saja, terutama di daerah Kecamatan Curug tempat aku terlahir. Meski kini aku menetap di daerah Panongan. Tak menutup mata tentunya. Bahkan ada tetangga ku satu RT/RW terpapar satu keluarga. Entah bagaimana kelanjutan ceritanya? Walaupun sempat komunikasi lewat WhatsApp, itupun karena iparnya adalah temanku sesama Purna Jamnas 1996, Rosnita.

Kematian adalah hak setiap makhluk yang bernyawa, begitu pula dengan hak-hak yang lain. Aku tak mau memperluas tulisan ini pada sesuatu yang aku sendiri tak bisa memahaminya. Jujur saja, kematian yang semakin banyak media gembar-gemborkan bisa saja semakin menambah jumlah kematian karena Covid itu sendiri. 

Sempat aku menyaksikan sepanjang jalan menuju kantor tempat aku bekerja, banyak bendera kuning terpasang yang menandakan bahwa ada kematian dimana bendera kuning tersebut terpasang. Tak munafik, fikiranku tertuju pada almarhum atau almarhumah meninggalkan karena Covid, apalagi kalau ia dirawat sebelumnya.

Banyak pemberitaan pun mengabarkan kelangkaan Oxygen hingga masyarakat banyak mengantri, layaknya antrian beras dan minyak seperti tahun 1960an. Miris memang, Oxygen yang sediakalanya murah untuk digunakan, kini harganya melonjak. Bahkan, langka di pasaran. Memang mayoritas pembelinya adalah untuk masyarakat yang terpapar Covid.

Ironi, untuk mendapatkan nafas segar dari udara kini harus membayar mahal. Sebagai orang awam menilai dan bertanya apakah ini hal yang dibesar-besarkan? Entahlah, hanya waktu yang menjawab. Namun, fakta-fakta yang mendukung ke arah sana kian tegas. Ini hanya dugaan saja.


No comments: