Wednesday, April 21, 2021

Akan selalu Ada Bangsat

Akan selalu ada bangsa(t) dalam setiap keadaan. Seperti yang terjadi padaku dan mungkin orang lain. Karena, orang-orang seperti ini yang sering memperkeruh suasana. Terkadang mengambil keuntungan dalam kesempatan yang sempit. Tak peduli dengan siapa ia menargetkan orang lain sebagai korban.

Hal ini penyebabnya terjadi karena memperbesar masalah yang kecil dan menganggap remeh masalah yang besar adanya. Bangsat ini, sering saja menambah beban serangan tak hanya fisik, tapi psikis pun ia lancarkan. Aku terkadang ingin sekali menghantamnya dengan sekali pukulan telak. Untuk melihat sejauh mana reaksi dia jika melakukan serangan, tak hanya kepada diriku atau orang lain tentunya. Sekaligus aku mengukur sejauh mana kemampuan untuk mengetahui kemampuan.

Jujur di sekitar aku pun banyak sekali yang bertingkah laku bangsat. Entah itu di Kantor, tongkrongan, komunitas atau bahkan di rumah sendiri. Bahkan di ranjang tidur pun ada bangsat. Bedanya, bangsat ini adalah Tumbila dalam Basa Sunda. Untunglah, pencegahan dari hal itu semua adalah dinding-dinding pertahanan kesabaran. Karena, bangsat yang sering kuhadapi menyerangnya adalah psikis, bukannya fisik.

Ku sebut saja ia Mr.X  untuk menjaga kerahasian. Karena, tak mudah bagiku menuliskan nama aslinya di media ini. Apakah ini pencemaran nama baik?  Apakah ini fitnah? Bisa jadi, jika ada yang tersinggung terhadap apa yang aku tuliskan.

Namun sesungguhnya, tulisan ini hanya sekedar untuk memperlancar gaya penulisan pribadiku sendiri. Serta mengutuk mereka yang telah membuat hidupku tidak nyaman. Intinya, menyinggung dengan elegan. Karena, sekarang zaman ribet dengan segala macam aturan. Tegasnya, UU ITE. 

Aku jadi teringat buku caci maki yang aku beli beberapa waktu yang lalu. Bukunya unik, hanya sekedar untuk mengisi kekesalan hati yang menjadi sebuah karya. Sudut pandangku setelah menyelesaikan buku ini. Luar biasa memang. Dalam kekesalan menimbulkan karya dan menjual. Aku mengapresiasi hal tersebut.

Seringkali aku menyikapi dengan diam perilaku Mr.X  yang terkadang sudah melewati batas kewajarannya. Jika boleh aku simpulkan, orang ini macam Sengkuni atau Dorna dalam kisah pewayangan. Hingga masanya tiba, kutukan atau rasa malu akan dia dapatkan. Apakah dia akan bertahan? lihat saja nanti!

Jika melihat kebiasaan ibu-ibu dahulu dalam membasmi Tumbila, biasanya mereka menjemur kasur kemudian memusnahkannya dengan menindas hingga mati. Apakah aku harus melakukan hal yang sama kepada Mr.X ini? Sepertinya seru?! Dasar bangsat!!

Ups... Sumpah serapah telah terjadi. Tak apa, yang penting hal yang ku tulis ini mewakili perasaan diriku atau mungkin yang singgah dalam blog ini. Semua butuh waktu untuk berdamai dalam keadaan sulit. Jelasnya, perang batin. Perang yang hanya diri sendiri sebagai armada pasukannya.

Merunut kebelakang, terkadang emosi sekali aku mengingat apa yang telah Mr.X lakukan kepada diriku dan orang-orang sekitar. Ia contoh orang yang cari muka. Sebab, menunjukkan eksistensi dirinya dengan mengkambing hitamkan orang lain terhadap masalah yang ia hadapi. Ia ingin menjadi yang terbaik namun menindas yang lain. Muka tembok, muka tebal, muka ular, atau entah apa julukan yang cocok untuknya? 

Sudahlah aku akhiri tulisan ini.

No comments: