Sunday, May 2, 2021

Keuangan pribadi

Mempelajari cara mengatur keuangan pribadi dalam buku yang udah lama dibeli lumayan masuk ke fikiranku. Soalnya, anakku sudah dua orang dan tentunya dimasa mendatang akan sangat membutuhkan banyak sekali biaya. Mulai dari biaya sehari-hari, pendidikan, bahkan yang tak kalah penting adalah biaya tak terduga. Walaupun seperti itu adanya, tak bisa terpungkiri bahwa tanggung jawab penuh ada pada diriku. Selaku Ayah, suami dan yang mereka percaya.

Aku tau bahwa perencanaan keuangan pribadi dan untuk keluarga akan ada sedikit perbedaan dalam berbagai sisi. Namun, kekhawatiran itu perlahan-lahan tertepis oleh perasaan dan keyakinan bahwa setiap jiwa-jiwa telah ditentukan rejekinya oleh Alloh SWT. Aku hanya sebagai perantara saja, sebab rejeki mereka tak hanya melalui aku sebagai kepala rumah tangga tapi melalu perantara yang lain. Bukankah perihal rejeki, jodoh dan maut adalah perkara ghoib? Tak bisa direkayasa oleh siapapun, meski hal itu sudah ada ikhtiar.

Namun, mempelajari ilmu pengetahuan tentang keuangan pribadi atau keluarga sangatlah penting bagiku untuk saat ini. Karena, bisa memperkirakan kebutuhan dimasa depan. Yah, aku tahu. Bahwa, semua hanya ikhtiar dalam mencapai sebuah keinginan. Supaya tak menyalahi hukum aturan yang berlaku baik menurut agama, negara bahkan hukum adat sekalipun. Selebihnya, aku hanya bisa berdoa untuk keluarga ku, semoga kalian sehat selalu dan berkecukupan tak kurang suatu apapun. Aku mencintai kalian semua. I Love You.

Tinggal hitungan hari anakku Rihaan akan lulus SD dan melanjutkan ke Pondok Pesantren di daerah Balaraja. Yang sebenarnya, aku kurang setuju akan hal itu. Namun, karena hasil musyawarah dan keinginannya sendiri aku harus mengalah. Semoga rejekimu lancar Rihaan, anakku sayang. Begitu pula dengan Almahdi anakku yang kedua, pertumbuhan dirinya aku perhatikan sangatlah cepat. Belum genap sebulan, tubuhnya sudah bertambah bobotnya. Cepat besar Nak, kalahkan congkaknya dunia.

Dari hal ini aku mengambil hikmah bahwa perencanaan memang penting, namun yang tak kalah penting adalah tindakan untuk mencapainya. Harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor penentu serta hal-hal yang menghambatnya. Tegasnya, adalah manajemen. Manajemen yang kita olah sendiri bukan hal lain yang mengatur kita untuk masuk dalam sebuah manajemen. Perlu perenungan mendalam, pastinya.

Ada peluang untuk menginvestasikan dana yang aku miliki melalui Koperasi dan bahkan Trading yang kini sedang marak-maraknya. Sistem Koperasi telah ditawarkan oleh pihak kantor, sedangkan Trading oleh Suryadi yang menawarkan padaku. Semua ada nilai plusnya terhadap keuangan yang aku miliki. Sebaliknya, aku pun harus mempertimbangkan sisi negatifnya terhadap keuangan. Mana yang aku pilih? Aku masih belum menentukan, sebab aku masih memiliki hutang sekitar 11 Juta lebih.

Kembali ke pembahasan awal sebelumnya, keuangan yang aku miliki selebihnya berasal dari yang tidak terduga, rejeki yang tidak disangka-sangka darimana datangnya. Meskipun begitu, aku tetap bersyukur akan apa yang tergariskan dalam hidupku. Bukankah jikalau bersyukur akan selalu Alloh lipat gandakan, Pastinya. Sebaliknya, tak perlu aku bahas dan kutuliskan dalam hal ini jika tak banyak bersyukur. Karena, sudah pasti hukumnya adalah dosa.

Masalah kebutuhan, semua orang pasti memiliki persoalan yang sama. Hanya mungkin persepsinya yang membedakan dari itu semua. Seribu atau dua ribu tentu saja secara pribadi aku membutuhkan. Tepatnya, untuk jajan anak-anak. Namun, bukan perihal perut semata yang menggerakkan hal itu padaku. Tapi, faktor keyakinan yang aku miliki saat ini. Aku merasa berkecukupan.

Namun, aku akan mempelajari lebih lanjut perihal pengaturan keuangan pribadi dan keluarga. Mempertimbangkan untuk menginvestasikan dana di koperasi dan belajar dalam Trading. Semua ada aturan yang berlaku pada setiap sisi. Aku kini akan mempelajari hal itu. Seperti Sun Tzu utarakan, pahami aturan adalah langkah awal. Karena, sumberdaya yang ku miliki serba pas. 

No comments: